MAKALAH
PROSES PEMBELAJARAN
KREATIF DAN INOVATIF DALAM KELAS
Disusun Oleh
:
Masngat
Dosen pembimbing
Prof. Dr. H. Haris Supratno S.pd.
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT KEISLAMAN HASYIM ASY’ARI TEBUIRENG
JOMBANG
2012
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan kekaguman serta keagungan hanya semata tertuju kepada Allah SWT. Dialah yang telah menganugrahkan
Al-quran sebagai hudal linas rahmatan lil’alamin.
Dialah
yang mengetahui maksud makna dan kandunganya. sholawat serta salam tidak lupa
selalu di haturkan kepada baginda Rosulullah Muhammad SAW khoirul besar dan
membawa jalan yang keluar dari jalan Allah menuju jalan yang terang benderang.
Dengan
pertolongan Allah dan hidayah Nya-lah, kami selaku penulis makalah dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini yang
berjudul “proses pembelajaran kreatif dan
Inovatif dalam kelas”.
Penulis
menyadari kesempurnaan hanyalah milik Allah
semata, dengan dimikian kami selaku penulis mengharapkan beribu ribu maaf
apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekeliruan. selain itu
penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun, guna menambah
kualitas ilmu dan tulisan dan semoga bermanfaat. Amin Ya Robal ‘Alamin
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah
Proses
dan Metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah dikombinasikan
secara optimal untuk kualitas pembelajaran. Dalam pelaksanaannya tidak dapat dilepaskan dengan
teori pembelajaran yang menyenangkan, peningkatan kualitas pendidikan dan
penilaian hasil belajar siswa, penyedian bahan ajar yang memadai, dan
menyediakan sarana belajar. Anak sekarang selalu dihadapkan pada kondisi yang
telah disiapkan secara matang dan mereka tinggal menikmati semua itu .
Kehidupan serba enak merupakan bayangan praktis dan menjadi tujuannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana proses
pembelajaran Aktif, Inofatif, kreatif, Efektif, dan menyenangkan?
2.
Apa yang
dimaksud dengan pendekatan pembelajaran
kontekstual?
3.
Bagaimana proses
pembelajaran berlangsung?
4.
Bagaimana proses
pembelajaran dengan berbagai penelitian dan inkuiri?
5.
Bagaimana model
pembelajaran diskusi.
1.3
Tujuan
1.
Tujuan umum
Tujuannya
adalah untuk membekali siswa berupa pengetahuan dan kemampuan ( skill ) yang
lebih realistis karena inti pembelajaran ini adalah untuk mendekatkan hal-hal
yang teoritis ke praktis. Dalam konteks ini, peserta didik perlu mengerti apa
makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana
mencapainya.
2. Tujuan
khusus
Tujuannya adalah Sebagai seorang pelajar siswa
harus diberikan rangsangan agar bisa
belajar mandiri, karena pada dasarnya Manusia mempunyai kecendrungan
untuk belajar sesuai bakat dan minat. Oleh karena itu, seseorang bisa memahami apa yang berguna bagi dirinya
terutama dalam proses belajar dan Strategi belajar itu penting.
1.3.1
Manfaat
3. Mafaat
teoritis
Manfaatnya
ialah menitik beratkan manfaat bagi para pendidik dan semua kependidikan,
Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada
keunggukan sumber daya manusia ( SDM ), yaitu tenaga terdidik yang mampu
menjawab tantangan-tantangan zaman yang berubah dan berkenbang sangat cepat.
4.
Manfaat praktis
Manfaatnya ialah
menjadikan seorang siswa akan termotivasi dalam proses belajar mengajar yang
sedang berlangsung, Agar siswa bisa merenungkan betapa pentingnya seorang siswa
dalam pembelajaran.
PEMBAHASAN
2.1
Proses
pembelajaran yang Aktif, Inofatif, kreatif, Efektif, dan menyenangkan.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam
sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga
laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, fotografi, slide dan
film, audio dan vidio tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan
kelas, perlengkaoan audio visual, juga komputer. Prosedur, meiputi jadwal dan
metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.
Sebuah bangsa yang besar bukanlah bangsa
yang banyak penduduknya, tetapi bangsa yang besar adalah jika elemen
masyarakatnya berpendidikan dan mampu memajukan negaranya. berlangsungnya proses pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan tidak terlepas dengan lingkungan
sekitar kita.[1]
Ada
empat pilar pendidikan menurut Unesco ( 1999: 63-65 ) yang meliputi:
a.
Belajar mengetahui ( learning to
know ) yakni mendapatkan instrumen atau pengalaman.
b.
Belajar berbuat ( learning to do ) sehingga
mampu bersikap kreatif dilingkungannya.
c.
Belajar hidup bersama ( learning to
live together ), sehingga mampu berperan serta dan bekerja sama dengan
orang- orang lain dalam semua kegiatan manusia.
d.
dari ketiga Belajar menjadi seseorang (
learning to be ) suatu kemajuan penting yang merupakan kelanjutan sendi
diatas.
2.2 Pendekatan Pembelajaranm Kontekstual
Pendekatan
pembelajaran kontekstual
mendasarkan diri pada kecendrungan pemikiran tentang belajar sebagai berukut:
1.
Proses belajar
Proses belajar sangat berpengaruh kepada hasil
belajar seorang siswa, maka dari itu proses belajar harus benar-benar di
perhatikan. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek
tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah: pengetahuan, pemahaman, kebiasaan,
keterampilan, apresisi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti
(etika), sijap, dan lain-lain.kalau seseorang telah melakukan perbuatan
belajar, maka terjadi perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah
laku tersebut.[2]
2.
Dalam Siswa sebagai pembelajar
Sebagai
seorang pembelajar, seorang siswa harus diberikan rangsangan agar bisa belajar
mandiri, karena pada dasarnya Manusia mempunyai kecendrungan untuk belajar
sesuai bakat dan minat, Strategi belajar itu penting.
a.
Tujuan pembelajaran kontekstual
Tujuan
ini adalah untuk membekali siswa berupa pengetahuan dan kemampuan (skill) yang
lebih realistis karena inti pembelajaran ini adalah untuk mendekatkan hal-hal
yang teoritis ke praktis.Dalam konteks ini, peserta didik perlu mengerti apa
makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana
mencapainya.Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membimbing peserta didik
mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada
memberi informasi.[3]
Tujuan
belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukan bahwa siswa telah
melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan
dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. Tujuan belajar
merupakan cara yang akurat untuk menentukan hasil pembelajaran berhubungan erat
antara satu dengan yang lainnya.
2.3 Proses
Pembelajaran Berlangsung
1.
Strategi Pembelajaran berlangsung
Proses ini dirancang untuk mengenalkan siswa
terhadap mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan
merangsang mereka untuk berfkir. Peserta didik memiliki berbagai potensi yang
siap untuk berkembang, misalnya: kebutuhan, minat, tujuan, abilitas,
intelegensii, emosi dan lain-lain. Tiap individu peserta didik mampu berkembang
menurut pola dan caranya sendiri. Guru berkewajiban menyediakan lingkungan yang
serasi agar aktivitas itu menuju kearah tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini guru
bertindak sebagai organisator belajar bagi siswa yang potensial itu. Sehingga
tercapai tujuan pembelajaran secara optimal.
Pengajaran sebagai suatu sistem.
Pengertian pembelajaran pada hakekatnya lebih luas dan bukan hanya sebagai
suatu proses atau prosedur belaka. Pengajaran adalah suatu sistem yang luas,
yang mengandung dan dilandasi oleh berbagai dimensi, yaitu:
1.
Profesi guru,
2.
Perkembangan dan pertumbuhan siswa /
peserta didik,
3.
Tujuan pendidikan dan pengajaran,
4.
Program pendidikan dan kurikulum,
5.
Perencanaan pengaj[4]
6.
Strategi belajar mengajar,
7. Media
pengajaran,
8. Bimbingan
belajar,
9. Hubungan
antara sekolah dan masyarakat,
10. Manajemen
pendidikan / kelas.
1.
Metode Pembelajaran Langsung
b.
Proses ini identik dengan pengajaran
ceramah. Memang pelajaran langsung didesain berorientasi pada guru. Dalam
praktiknya sanggat bergabung pada kemampuan guru mengelola pembelajaran.
c.
Tujuan pembelajaran berlangsung Pengajaran
berlangsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik
dan dapat dipelajari langkah demi langkah.
Yang menjadi
kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebuhan siswa, mata
ajaran, dan guru itu sendir. Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk
kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Guru sendiri
adalah sunber utama tujuan bagi para siswa, dan dia harus mampu menulis da
memilih tujuan-tujuan pendidikan yang bermakna, dan dapat terukur.[5]
2.4 Proses Pembelajaran dengan Berbagai
Penelitian dan Inkuiri
1.
Pengerian Inkuir
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry
yang dapat diartikan sebagai proses bertanya
dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan.
Menurut Hacket, di dalam Standar nasional pendidikan Sains di Amerika Serikat, inkuiri digunakan dalam
dua terminologi yaitu sebagai pendekatan pembelajaran (scientific inquiri ) oleh guru dan
sebagai materi pelajaran sains ( science as inquiri ) yang harus
diipahami dan mampu dilakukan oleh siswa .
2.
Proses Pembelajaran
Proses
pembelajaran dengan menitikberatkan pada penilitian sisa secara langsung harus
diajak unruk praktik dalam segala hal. Tujuannya melatih siswa untuk berfikir,
memecahkan masalah dan menemukan sesuatu bukan merupakan tujuan pendidikan yang
baru.[6]
3.
Strategi pembelajaran
Para
pakar teori belajar masing-masing mengembangkan strategi pembelajaran
berdasarkan pandangannya. Ada 4 trategi pembelajaran yang pantas disajikan dan diketahui
oleh guru/ calon guru, ialah:
a.
Pembelajaran penerimaan
Pendukung
utama pendekatan inni adalah Ausubel.yakni penerimaan terhadap prisip-prinsip
umum, aturan-aturan, serta ilustrasi khusus. Tindakan, gerakan dari suasana
kognitif dan proses simbol ke suasana perbuatan / tindakan.
b.
Pembelajaran penemuan
Pendukung
utama pendekatan ini adalah Piaget dan Bruner, yakni penganut psikologkognitif
dan humanisti. Belajar penemuan juga dapat disebut ‘ proses pengalaman ‘.
Penyajian berbagai kesempatan baru guna menerapkan hal yang baru saja
dipelajari kedalam situasi atau masalah-masalah yang nyata.
c.
Pembelajaran penguasaan
Pendukung utama pendekatan
ini adalah Carrol, yang memadukan teori behavioristik dan humanistik. Belajar
tuntas adalah strategi pembelajaran yang diindivudualisasikan dengan
menggunakan pendekatan kelomppok . pendekatan ini memugkinkanpara siswa belajar
bersama-sama dengan memperhatikan bakat dan ketekunan siswa, pemberian waktu
yang cukup, dan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan.
d.
Pembelajaran terpadu
Pendekatan ini pada mlanya disebut
metode proyek yang dikembangkan oleh Dr. J. Dewey, dan orang pertama yang
menggunakan istilah unit adalah Morrison. Pendekatan pembelajaran terpadu (
atau pelajaran unit ) berpangkal pada teoti psikologi Gestalt.[7]
Ciri-ciri Model Pembelajaran Inkuiri
Proses belajar mengajar dengan model
inkuiri menurut Kuslan dan Stone ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menggunakan
keterampilan proses.
2. Jawaban
yang dicari siswa tidak diketahui terlebih dahulu.
3. Siswa
berhasrat untuk menemukan pemecahan masalah .
4. Suatu
masalah ditemukan dengan pemecahan siswa sendiri.
5. Hipotesis
dirumuskan oleh siswa untuk membimbing percobaan atau eksperimen .
6. Para
siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data dengan mengumpulkan data
mengadakan pengamatan, membaca / menggunakan sumber lain.
7. Siswa
melakukan penelitian secara indifidu/ kelompok untuk mengumpulkan data alam
yang diperlukan untuk menguji hipotesis tersebut.
8. Siswa
mengolah data sehingga mereka sampai pada kesimpulan .
4.
Pola Hidup Serta Instan
Pola
hidup serba instan menjadi salah satu penyebab anak didik tidak mempunyai
orientasi masa depan yang jelas. Bagi mereka, segala kebutuhan hidup merupakan
sesuatu yang begitu gampang didapatkan.
Anak
sekarang selalu dihadapkan pada kondisi yang telah disiapkan secara matang dan
mereka tinggal menikmati semua itu . Kehidupan serba enak merupakan bayangan
praktis dan menjadi tujuan.
5.
Sebagai Pendidik
Peran
guru sebagaipendidik ( nurturer ) merupakan peran-peran yang
berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan ( supporter ),
tugas-tugas pengawasan dan pembinaan ( supervisor ) serta tugas-tugas
yang berkaitan dengan mendisipplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap
aturan-aturan sekolah dan norma hidup keluarga dan masyarakat.
2.5
Model Pembelajaran
1.
Diskusi
Diskusi dapat berjalan dengan baik bila mahasiswa telah memiliki
pengalaman atau konsep dasar masalah yang akan didiskusikanya. Diskusi bisa
berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi
berkembang, dibinccangkan, dan pada akhirnya menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.[8]
2.
Diskusi
Kelas
Istilah diskusi disini berupa suatu konstruk yang oleh penyusun diisi
pengertian yang sedikit berbeda dengan istilah diiskusi dalam kaitannnya dengan
debat, dan diskusi dalam kelas kaitannnya dalam bentuk pembelajaran pada
umumnya.
Diskusi sebagai suatu
bentuk pembelajaran umum adalahh suatu cara pemalajaran di mana peserta didik (
murid, mahasiswa ) mendiskusikan ( pembicaraan, mencari jawaban bersama )
dengan cara saling memberi pendapatnya, kemudian disaring untuk ditemukan
kesimpulan .
3.
Diskusi Kelompok
Sebelum mereka menuju tempat-tempat
untuk diskusi kelompok, dosen menjelaskan dulu permasalahan yang perlu
didiskusikan.Posisi tempat duduk sebaiknya diatur sedemikian rupa agar setiap
mahasiswa dapat melihat semua temenya, sehingga diharapkan lebih komunikatif,
dan dapat terjadi interaksi antar semua
mahasiswa.
4. Peran Guru Sebagai Pengajar
Sebagai pengajar, guru dituntut
untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai
tujuan pembelajaran yang optimal. Meskipun pada hakekatnya guru adalah
fasilitator, tetap suatu saat guru dituntut menjadi “ manusia sumber “ .
sebagai manusia sumber guru dituntut untuk memiliki segala informasi yang
dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam kegiatan
ini guru dituntut berperan sebagai pengarah ( moderator ) . Sebagai moderator
guru hendaknya melakukan hal-hal berikut :
1. Memusatkan
perhatian pada tujuan pembelajaran
2. Memberikan
kesempatan berpartisipasi
3. Tugas
Kelompok
Ada
beberapa trategi bagaimana membuat dan menjalankan skenario pembelajaran secara
kelompook di antaranya:
a.
Think- Share -Pair ( Belajar Dengan Temen ).
b. Numbered
Heads Togetder ( NHT ) / Pengelompokan siswa.
c. STAD
( Student Teams Achievement Divisors ). Guru menyajikan pelajaran , memberi
evaluasi dan kesimpulan.
d. Jigsaw
Jigsaw
dapat digunakan untuk mengembanggkann konsep, menguasai materi, serta diskusi
dan tugas kelompok.[9]
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Berlangsungnya proses pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan tidak terlepas dari lingkungan
sekitar. Sesungguhnya pembalajaran tidak terlepas pada empat dinding
kelas.pembelajaran lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah dikuasai oleh
siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkrit yang menitik beratkan pada
kreativitas siswa.
Dampak positif diterapkannya
pendekatan lingkungan adalah siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya
tentang sesuaitu yang ada di lingkungan sekitarnya. Seorang siswa boleh saja
berfikir secara komprehensif, tetapi mereka harus bertindak secara lokal.
Artinya, setiap siswa perlu belajar apapun yang ingin dipelajarinya , walaupun
mencari hikmah dari berbagai macam pengalamannya.
DAFTAR PUSTAKA
Faridli, Miftah Dan Sri Harmianto. 2011.
Model-model Pembelajaran Inovatif . Bandung, Alfabeta.
Oemar Hamalik . 2010. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta , Bumi Aksara.
[1]
Oemar Hamalik, Kurikulum dan pembelajaran, Jakarta, 2010, h. 57.
[2]
Amri,Sofyan dan Ahmadi lif Khoiru, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif
dalam kelas, Jakarta, 2010 , h. 13.
[3]
Faridhi, Miftah dan Sriharmianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif , Jakarta,
2011, h. 50.
[4]
Ibid ., h. 22-23. (Proses pembelajaran
Kreatif dan Inovatif dalam kelas)
[5]
Ibid., h. 62-76 ( Kurikulum dan
pembelajaran )
[6]
Ibid., h. 13 ( Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif
dalam kelas )
[7]
Ibid., h. 131-133 ( Kurikulum dan
Pembelajaran )
[8]
Ibid., h. 165 ( Model-model Pembelajaran Inovatif )
[9]
Ibid., h. 165-275 ( Proses Pembelajaran
Kreatif dan Inovatif dalam Kelas )
Baca Juga :
Penyelesaian Sengketa diluar Pengadilan (APS) Mediasi/Arbritase
Peran Dan Pengaruh Media Dalam Membentuk Karakter
Al'Quran dan Hadis Komunikasi Komunikator
Pengertian Filsafat
Informasi umum hanya di InfoPojokan
Hoby utak atik gadget pastinya cocok sama PojokanGadget
komentar anda sangat berguna bagi perkembangan blog kami EmoticonEmoticon