Sebagai
suatu proses yang banyak menentukan corak dan kualitas kehidupan individu dan
masyarakat tidak mengherankan apabila
semua pihak memandang pendidikan sebagai wilayah strategis bagi kehidupan
manusia, sehingga program – program dan proses yang ada di dalamnya dapat
dirancang, diatur, diarahkan untuk mendapatkan output yang diinginkan. Inilah
salah satu alasan mengapa suatu Negara sangat peduli dan menyediakan anggaran
dalam jumlah yang besar untuk bidang pendidikan. Ini pula lah mengapa orang tua
sanggup mengorbankan harta mereka untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi
anak – anak mereka.
Negara
siap mengeluarkan dana anggaran dalam jumlah besar dalam bidang pendidikan. Hal
itu dilakukan untuk membangun suatu sistem pendidikan yang memiliki
karakteristik kualitas arah dan output yang diinginkan
PENDIDIKAN DAN SISTEM
SOSIAL
Bahwa
intuisi – intuisi pendidikan adalah salah satu andalan utama untuk membangun
suatu sistem social yang terbaik, bahwa perubahan social dapat dikontrol dengan
mengimplikasikan intelegensi keilmuan
PROSPEK KAJIAN POLITIK
PENDIDIKAN
Setiap
proyek penting dalam bidang pendidikan terkait konsep ekonomi, sistem social,
keuangan, fungsi pemerintah dalam bisnis yang kesemuanya melahirkan aktivitas
politik. Para kepala sekolah berhasisl apabila mereka memhami elemen – elemen
penting dari struktur kekuasaan dan menggunakan ini dalam melaksanakan politik
sekolah, tanpa memahami proses politik para kepala sekolah akan mengalami disinformasi tentang sejauh mana proses
demokratis dalam proses pembuatan keputusan.
Para
kepala sekolah, guru – guru yang memahami proses politik dapat menjadi pimpinan
yang lebih efektif dalam perbaikan pendidikan. Meraka akan dapat
mempertimbangkan kesulitan – kesulitan yang dihadapi untuk mendapatkan dukungan
politik bagi upaya pengembangan pendidikan.
PERKEMBANGAN KAJIAN
POLITIK PENDIDIKAN
Plato
dan Aristoteles sangat sensitive terhadap yang dapat dimainkan oleh pendidikan
dalam berbagai masalah kenegaraan. Mereka telah memberikan kontribusi penting
dalam perkembangan filsafat politik tentang peranan pendidikan.
Jean
Jagues Rousseau, John Look, dan John Dewey adalah para pemikir yang secara
interest membahas persoalan – persoalan di seputar posisi pendidikan dalam
tatanan politik demokratis.
DALAM PROSES DI
INDONESIA
Pejuang
Bangsa Indonesia mulai era colonial hingga era revormasi memperlihatkan betapa
pendidikan dan politik saling terkait. Keterkaitan tersebut bisa dilihat dari
karakteristik berbagai kebijakan pendidikan yang dibuat oleh rezim yang
berkuasa. Politik dan pendidikan seakan tidak bisa berdiri sendiri tanpa
keikutsertaan atau dukungan yang lainnya. Sangat sulit menemukan program –
program atau kebikjakan – kebijakan pendidikan yang tidak dilatarbelakangi oleh
interest politik atau diboncengi oleh agenda politik tertentu atau terinspirasi
keyakinan ideology tertentu, sangat sulit menemukan kebijakan – kebijakan dan
sikap politik yang tidak bergandengan dengan agenda – agenda pendidikan.
PADA MASA KOLONIAL
Pada
masa colonial tidak diragukan bahwa kebijakan diskriminasi pendidikan yang
diterapkan oleh pemerintah colonial Hindia Belanda disertai oleh agenda
politik. Selain dapat dari kerangka kebijakannya, agenda – agenda politik dalam
kebijakan pendidikan diskriminatif pemerintah colonial Hindia Belanda juga
dapat dilihat dari struktur kelembagaan pendidikan yang sangat sentralistik dan
besarnya intervensi pemerintah colonial dalam bidang pendidikan khususnya dalam
pengangkatan guru, penyusunan kurikulum, dan penentuan akses pendidikan.
PENGALAMAN BANGSA
INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN
Pengalaman
bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan memperlihatkan betapa pentingnya arti
pendidikan bagi bangunan politik dan sebaliknya. Batapa pentingnya arti politik
bagi perkembangan pendidikan.
Sebagian
besar pejabat pengisi struktur lembaga – lembaga politik adalah kaum terdidik
dan politik wii pemerintah atau para tounding father kita saat itu adalah
factor kunci yang melahirkan sistem pendidikan nasional Indonesia (SISDIKNAS).
PENGALAMAN BANGSA
INDONESIA PADA MASA REVORMASI
Pengalaman
bangsa Indonesia pada masa revormasi juga sangat jelas memperlihatkan kaitan
antara persoalan pendidikan dan persoalan politik.
Krisis
pendidikan yang melanda negeri ini tentu saja tidak dapat dipisahkan dari
krisis politik yang terjadi negeri ini. Begitu pula sebaliknya, krisis politik
yang terjadi di negeri ini sulit dipisahkan dari realitas sistem pendidikan
yang ada. Sungguh sulit untuk memahami berbagai persoalan politik di seputar pemunculan
era revormasi tanpa melihat kontek kependidikan dari persoalan – persoalan
tersebut. Mengapa rezim orba yang begitu otoriter dapat bertahan begitu lama di
negeri ini ? mengapa korupsi, kolusi dan nepotisme begitu membudaya ? mengapa
perilaku politik masyarakat begitu brutal ? mengapa nilai – nilai demokrasi
begitu sulit ditegakkan ? mengapa supermasi hokum sulit dijalankan ? dan
mengapa etos kerja dan produktivitas masyarakat begitu rendah ?
Semua
pertanyaan ini tidak mungkin dijawab tanpa menempatkannya dalam kontek
pendidikan tanpa dikaitkan dengan
situasi riil sistem pendidikan di tanah air. Sistem pendidikan sentralistik
yang dikembangkan oleh rezim orde baru sangat tidak efisien dan demokratis.
KEBIJAKAN OTONOMI
DAERAH
Kebijakan
otonomi daerah yang baru mulai berjalan tanggal 1 januari 2001, yang merupakan
awal berlakunya undang – undang no 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah dan UU
no 25 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah. Pemberlakuan 2 UU tersebut
menndai terjadinya perubahan paradigm penyelenggaraan pembangunan dalam
berbagai sector termasuk sector pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi.
Hal ini memperlihatkan betapa erat kaitan antara pendidikan dan politik.
Pertanyaannya mengapa sebagian besar daeran di negeri ini tidak memiliki SDM
yang cukup dalam menyambut otonomisasi ? mengapa alokasi dana untuk sector
pendidikan begitu kecil ? mengapa mutu pendidikan di negeri ini begitu rendah ?
mengapa begitu sulit bagi daerah – daerah untuk tidak bergantung pada kebijakan
pusat ? mengapa begitu sulit bagi pemerintah daerah meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam kegiatan pembangunan ? semua pertanyaan ini tidak mungkin
dijawab tanpa mengaitkannya dengan situasi pedidikan masyarakat.
Pengalaman
– pengalaman diatas dengan jelas memperlihatkan bahwa persoalan – persoalan
kependidikan sulit dipahami dengan baik tanpa melihat kontek – kontek politik
dari persoalan tersebut. Begitu sebaliknya, berbagai persoalan – persoalan
politik sulit dipahami tanpa melihat kontek kependidikan dari masalah – masalah
tersebut. Semua pengalaman tersebut membuktikan bahwa aktivitas politik tidak
hanya terjadi dalam organisasi politik atau di gedung parlemen, tetapi juga
terjadi di sentra kehidupan masyarakat termasuk di lembaga – lembaga
pendidikan. Meskipun terpusat di gedung parlemen, berbagai aktivitas politik
berdampak langsung terhadap kehidupan public dalam berbagai bidang termasuk
bidang pendidikan.
Semua
itu juga membuktikan bahwa persoalan – persoalan kependidikan tidak hanya ada
dalam ruang kelas atau dilingkungan sekolah, tetapi juga ada di berbagai sector
kehidupan lainnya, termasuk di instansi pemerintah dan gedung parlemen.
Kepedulian dan komitmen terhadap persoalan kependidikan dapat melambungkan
popularitas seorang anggota parlemen atau partai politik. Begitu juga
sebaliknya, kegagalan dalam menangani persoalan kependidikan dapat membuat
seorang anggota parlemen atau suatu partai politik menjadi terpuruk.
melayani pembuatan: kaos, kemeja, jamper, pdl, polo, hoodie, sweater, topi, sablon kerudung almamater dll
untuk partai besar maupun kecil
komentar anda sangat berguna bagi perkembangan blog kami EmoticonEmoticon