PERAN MEDIA DALAM DAKWAH ISLAM
A.
PENDAHULUAN
Media komunikasi berarti semua medium
yang dipakai dalam komunikasi massa. Pada level ini Islam nampak akomodatif
dalam mengambil berbagai media baik yang tradisional maupun media modern.
Masalah medium merupakan permasalahan peradaban manusia, dan peradaban erat
kaitannya dengan waktu, tempat, budaya yang beredar serta peningkatan karsa dan
kemampuan manusia, setiap masa selalu ada penggunaan media mulai dari yang
paling sederhana seperti bahasa dan
isyarat sampai pada penggunaan media yang berbentuk material seperti buku,
surat dan image (gambar) sesuai dengan pencapaian teknologi pada masa itu.
Tradisi komunikasi bermedia dalam Islam
secara historis bisa dilihat dari informasi-informasi yang tertulis dalam
Al-Qur’an seperti kisah Nabi Sulaiman dan para Nabi lainnya ketika membukukan
ajaran-ajaran penting mereka dalam shuhuf maupun kitab-kitab
sebelum Al-Qur’an.
Penggunaan media dalam Islam bertujuan
untuk mempermudah penyampaian pesan-pesan agama (syariah) supaya sampai kepada
masyarakat luas lebih cepat secara bersamaan, melalui media komunikasi modern
hal tersebut bisa dicapai lebih banyak dari pada komunikasi yang tidak
bermedia. Media komunikasi (komunkasi massa) dalam perspektif Islam merupakan
gabungan dari dakwah, tabligh, amar ma’ruf nahi mungkar dan akhlak demi
terwujudnya khairu ummah.
B.
PEMBAHASAN
1.
Dakwah
Dakwah
secara etimologi berasal dari bahasa arab. Da’a- yad’u-da’watan, artinya
mengajak, memanggil, dan menyeru. Sedangkan secara terminologi ada beberapa
definisi dakwah yang diungkapkan oleh para tokoh.
a. Menurut
Syaikh Ali Mahfudz
Dakwah
adalah memotivasi manusia untuk berbuat kebajikan, mengikuti petunjuk,
memerintahlan kebaikan, dan mencegah kemungkaran agar mereka memperoleh
kebahagiaan didunia dan akhirat. (Syaikh
Ali Mahfudz, Hidayat Al-Mursyidin,1952;1)
b. Menurut
M. Natsir
Dakwah
adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan
seluruh umat konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia didunia
ini dan yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar dengan berbagai macam media dan
cara yang diperbolehkan akhlak dan membimbingi pengalamannya dalam
perikehidupan bermassyarakat dan bernegara. (Abdul
Munir Mulkam,1996;52)
2.
Komunikasi
Massa
Para
ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan komunikasi massa
adalah komunikasi melalui media massa. Hal ini berbeda dengan pendapat ahli
psikologi social yang menyatakan bahwa komunikasi massa tidak selalu dengan
menggunakan media massa. Sehubungan dengan itu, dalam berbagai literature
sering dijumpai istilah mass communications dan mass communication (tanpa s).
Arti mass communications sama
dengan mass media. Sedangkan mass communication (tanpa s) adalah prosesnya,
yakni proses komunikasi melalui media massa.
Seperti
ditegaskan diatas, media massa dalam cakupan pengertian komunikasi massa adalah
surat kabar, majalah, radio, televise, atau film. Jadi, media massa modern
merupakan produk teknologi modern yang selalu berkembang menuju kesempurnaan.
(Onong Uchjana Effendy, 2011; 20)
3.
Fungsi
Komunikasi Massa
Di
muka telah dijelaskan bahwa komunikasi massa di sini diartikan komunikasi
modern dengan media massa sebagai saluranya. Mengenai jelasnya atau betuknya di
antara para pakar komunikasi tidak ada kesepakatan, ada yang menyebutnya secara
luas, misalnya surat kabar, majalah, radio, televisi, buku, rekaman, video,
poster, dan banyak lagi.
Komunikasi
menurut Sean MacBride tidak diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan,
tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data,
fakta, dan pesan, maka fungsinya dalam tiap sitem social adalah sebagai
berikut:
a. Informasi
Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran
berita, data, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan.
b. Motivasi
Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun
jangka panjang.
c. Perdebatan
dan diskusi
Menyediakan
dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat.
d. Pendidikan
Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan
intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan ketrampilan serta kemahiran yang
diperlukan pada bidang kehidupan.
e. Memajukan
kebudayaan
Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan
maksud melestarikan warisan masa lalu, membangun imajinasi dan mendorong
kreativitas.
f. Hiburan
Drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi,
olah raga, permainan, dan sebagainya.
g. Intregasi
Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu
kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar saling kenal
dan mengerti dan menghargai kondisi, pendangan, dan keinginan orang lain.
( Onong Uchjana Effendy, 2011; 27-28)
4.
Hubungan
Dakwah dengan ilmu komunikasi
Jika
dilihat dari obyeknya dakwah memiliki hubungan dengan komunikasi dalam ilmu-ilmu
sosial. Yang dimaksud dengan hubungan komunikasi dan dakwah di sini adalah
hubungan komunikasi sebagai disiplin ilmu dengan dakwah sebagai kegiatan amar
ma’ruf dan nahi munkar, pesan berupa nasihat, serta sebagai proses penyampaian
pesan risalah Islamiyah.
Ilmu
komunikasi dewasa ini telah berkembang demikian pesat, berbagai studi yang
dilakukan yang berkenaan dengan tingkah laku manusia sebagai pelaku komunikasi,
media komunikasi yang dipakai, serta kecenderungan dan ide-ide yang berkembang
serta berbagai aspek lain yang erat hubungannya dengan proses penyampaian pesan
dan kekuatan pengaruh pesan tersebut dalam diri peserta komunikasi. Selain itu
dapat juga dilihat perkembangan yang pesat dalam bidang sarana dan prasarana
yang dapat digunakan dalam kelancaran komunikasi.
Tujuan
utama dakwah adalah menyampaikan (tablîgh) risalah atau pesan Ilahiah, dan
sejak pada masa awalnya tablîgh menggunakan kata-kata baik yang tertulis maupun
yang terucapkan, dengan manusia sebagai objek sasarannya. Hingga dapat
dikatakan komunikasi dan dakwah adalah dua hal yang sama, keduanya menjadikan
manusia sebagai sasaran, menggunakan media yang sama, tujuan dan alat yang sama.
( Taufiq Yusuf ; 427 )
Jika
konsep komunikasi massa berdasarkan pada pengertian bahwa komunikasi adalah
dakwah, informasi juga berarti tablîgh, dan change berarti amar’ma’ruf nahi munkar,
maka efek yang diharapkan adalah wisdom suatu bentuk kearifan dan kemaslahatan
sebagai akhir dari dampak media. Karena berbagai isi media akan berada
pada wilayah edukasi, sebagaimana
komunikasinya ditujukan untuk edukasi.
Demikian
juga hiburan yang disajikan berfungsi sebagai hiburan yang berisi amar ma’ruf
nahi munkar. Kisah nabi Musa AS dan nabi Hidir AS dalam surat al-Kahfi (QS.18)
ayat 65-82 sebagai contoh dialog yang bisa menghibur tapi juga berisikan
pelajaran yang menarik. ( M. Tata Taufik, 2013; 156 )
5.
Efek
dan Kekuatan Media
Media
massa sering disebut-sebut sebagai kekuatan keempat (4) setelah kekuatan legislatif,
eksekutif dan yudikatif. Kekuatan keempat bertugas untuk memperhatikan ketiga kekuatan
yang memerintah suatu negara.
Gagasan
ini dicuatkan oleh Jürgen Habermas (1996) yang mengusulkan harus ada ruang
publik yang bisa mengontrol pemerintah (the 'public sphere').
( Stefan Szczelkun; http://www.stefan-szczelkun.org.uk/index2.htm
)
Keberadaan
media yang diharapkan menjadi kekuatan keempat setelah legislatif, ekskutif dan
yudikatif atau dalam kata lain sebagai alat kontrol pemerintah, sampai saat ini
sudah dipraktekkan oleh beberapa media cetak maupun elektronik. Sehingga
keberadaan media-media tersebut disegani bahkan ditakuti oleh pemerintah, tidak
jarang aparat pemerintah harus berhati-hati ketika memberikan pernyataan pers
di depan sejumlah jurnalis media. Hal ini tidak lepas dari sifat media yang
dapat diakses secara langsung oleh masyarakat. ( M. Tata Taufik, 2013; 153
)
6.
Fungsi
dan Peran Media Bagi Islam
Penggunaan
media dalam Islam bertujuan untuk mempermudah penyampaian pesan-pesan agama
(syariah) supaya sampai kepada masyarakat luas lebih cepat secara bersamaan, melalui
media komunikasi modern hal tersebut bisa dicapai lebih banyak dari pada
komunikasi yang tidak bermedia (teknologi) pesan yang disajikan oleh radio
televisi atau majalah serta surat kabar bisa mewakili tugas penyampaian
pesan-pesan agama. Adapun dari segi peran media bisa berperan dalam pembinaan
ummah atau komunitas muslim, penyerapan ajaran Islam bisa dengan mudah didapat
oleh pemeluknya, kemudian bisa merubah tingkah-laku pemeluknya. Pembentukan
pandangan hidup dan karakter Islam bisa dihubungkan dengan peran media
komunikasi. ( M. Tata Taufik, 2013; 170)
Peran
lainnya sebagai pemelihara berbagai pemikiran dan pemahaman yang pernah muncul
di dunia Islam dari masa ke masa, berbagai warisan intelektual Islam yang
sampai pada kita merupakan saksi atas peran media massa bagi Islam. Demikian
juga munculnya berbagai aliran pemikiran keislaman yang menyebar di wilayah
tertentu di belahan dunia Islam merupakan peran dari media yang memungkinkan
mudahnya akses terhadap sumber-sumber aliran pemikiran tersebut.
(Al-Khaja, Muhammad Kamil, 1984 )
C.
PENUTUP
Komunikasi massa adalah komunikasi
melalui media massa. Media massa dalam cakupan pengertian komunikasi massa
adalah surat kabar, majalah, radio, televise, atau film. Jadi, media massa
modern merupakan produk teknologi modern.
Di era global, media dengan dampak dan
akses global, bisa menyelusuri
batas
wilayah serta memperpendek jarak antar negara maupun individu sehingga tidak
ada lagi batasan budaya maupun batasan komunikasi. Media bisa mengembangkan pengetahuan
komunitas dari berbagai bahasa, agama, etnik, maka terbukalah jalan untuk Islam
berdakwah melalui media.
Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan
menyampaikan kepada seluruh umat Islam tentang pandangan dan tujuan hidup
manusia didunia ini dan yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar dengan berbagai
macam media dan cara yang diperbolehkan akhlak dan membimbingi pengalamannya
dalam perikehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Dakwah memiliki hubungan dengan
komunikasi dalam ilmu-ilmu sosial. Yang dimaksud dengan hubungan komunikasi dan
dakwah di sini adalah keduanya menjadikan manusia sebagai sasaran, menggunakan
media yang sama, tujuan dan alat yang sama. Penggunaan media dalam Islam
bertujuan untuk mempermudah penyampaian pesan-pesan agama (syariah) supaya
sampai kepada masyarakat luas lebih cepat secara bersamaan, melalui media
komunikasi modern hal tersebut bisa dicapai lebih banyak dari pada komunikasi
yang tidak bermedia.
Efek dan kekuatan media yang menjadikan
kekuatan keempat setelah legislatif, ekskutif dan yudikatif atau dalam kata
lain sebagai alat kontrol pemerintah. Sehingga keberadaan media disegani bahkan
ditakuti oleh pemerintah. Hal ini tidak lepas dari sifat media yang dapat
diakses secara langsung oleh masyarakat. Dengan media yang mempunyai ciri
bersifat umum, kekuatan dan efek, fungsi sebagai informasi, motivasi, diskusi
dan perdebatan, pendidikan, memajukan kebudayaan, hiburan, dan integrasi, maka
dakwah Islam akan lebih mudah diterima oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Munir Mulkam. 1996. Ideologisassi Gerakan
Dakwah, Yogyakarta:Sipres.
Al-Khaja,
Muhammad Kamil. 1984. Dauru al-I'lam
al-Islamy fi Binaa'i al-Insaan al-Mitsaaly, Mansyurat Nadi Jaazan Al-Adaby.
Al-Waai’y,
Taufiq Yusuf. 2013. Al-da‘wah i’la Allah
al-Risâlah –al-Wâsîlah—al-Hadap, Kuwait: Dârul Yaqîn.
M.
Tata Taufik. 2013. Dakwah Era Digital,
Kuningan: Pustaka Al-Ikhlas
Onong
Uchjana Effendy. 2011. Ilmu Komunikasi
Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Stefan
Szczelkun. Doctoral Research, School of Communications, Royal College of Art, June 2002,Converted
to website with minor modifications July 2003 http://www.stefan
szczelkun.org.uk/index2.htm.
Syaikh
Ali Mahfudz. 1952. Hidayat Al-Mursyidin,
Cairo: Dar Kutub Al-Arabiyyah.
komentar anda sangat berguna bagi perkembangan blog kami EmoticonEmoticon